Kepada sebuah rasa yang kusebut rindu. Teruntuk rindu yang kunamai engkau. Tidak ada yang lebih menghangatkan selain berdua denganmu seperti kita yang tengah duduk pada sebuah beranda. Berbagi pikiran tentang segala apapun yang ada didunia ini. Entah sesuatu yang kecil maupun besar, entah itu penting ataupun hanya sekedar obrolan ringan mengundang tawa. Karena memang tidak ada yang lebih menghangatkan selain bisa membicarakan banyak hal, tanpa takut kehabisan waktu, tanpa takut kehabisan topik, bahkan takut pada kebosanan.
"Pada akhirnya hati akan jatuh pada yang paling bisa menerima kekurangan. Pencarian akan berhenti pada yang paling besar penerimaannya. Dia yang tidak bisa menerima kurangmu, tidak layak menerima hebatmu."
Tidak ada tatap yang lebih menggetarkan dari tatap mata tanpa kata-kata jeda. Hanya eratnya genggaman tangan dan selengkung senyuman. Tapi saling memahami isi hati masing-masing. Sebuah kenyamanan yang tanpa rekayasa dan kebersamaan yang sederhana. Suatu saat nanti aku akan merindukan, perihal menungguimu dari pagi hingga senja menyapa, lalu terlihat sangat bahagia ketika melihat kedatanganmu.
"Saat itu hujan turun, dan tak ada yang tahu ketika mataku ikut basah. Kamu tidak sempurna, pun bukan yang terbaik untukku, tapi kamu satu kata diatasnya ~Selamanya."
Kita hanyalah dua pasang bola mata, saling menatap sesekali meneteskan air mata. Aku ingin sekali lagi melihat keindahan kedua bola matamu. Hanya untuk memastikan bahwa aku masih ada disana, dan selalu ada disana.
"Ada satu titik dimana kita merasa sayang yang begitu besar. Disaat kita saling menatap, meski aku hanya menatap dari kejauhan tapi aku bersyukur. Karena kita selalu bercerita banyak hanya dengan bertatap mata".
Pada senyumanmu, kutemukan senyumku. Pada tatap matamu, kutemukan teduhku. Pada pelukanmu, kutemukan hangatku.~