Jumat, 18 Oktober 2013

Menjadi Diri Sendiri


Orang kerap memberi saran, "just be yourself" atau "jadilah diri sendiri". Kedengarannya memang gampang, tapi terkadang amat sangat sulit untuk dilakukan.
Kenapa harus terobsesi menjadi seperti orang lain? Kenapa harus ingin selalu terlihat hebat? Kenapa harus selalu ingin jadi nomor satu? Lantas memakai topeng?
Diri adalah Anda dengan segala keunikan dan potensi yang Anda miliki. Menjadi diri sendiri adalah kita tetap dalam keunikan kita tanpa harus mengikuti siapapun. Selain itu menjadi diri sendiri adalah bagaimana mengoptimalkan potensi diri sendiri. Potensi yang bisa digunakan untuk meraih kesuksesan sesuai dengan keunikannya masing-masing. Saat kita merasa keunikan dan potensi kita belum dikeluarkan secara optimal, kita mungkin belum menjadi diri sendiri.

1. Menerima diri sendiri apa adanya
Langkah ini menjadi penting dan berada di urutan pertama karena membenci diri sendiri tidak pernah ada baiknya. Langkah ini ada di urutan pertama agar kita bisa menentukan poin-poin penting menemukan kelebihan yang ada di dalam diri. Ada orang yang butuh waktu bertahun-tahun untuk menemukannya, ada juga yang mencoba terus dan fokus sehingga bisa lebih cepat menemukan kelebihan dalam dirinya. 
Dalam prosesnya bisa dibilang masa uji coba, seringkali kita trial and error dengan pengalaman. Dari sana kita bisa berhadapan pada kondisi di mana kita harus menerima diri sendiri. Jika sudah berhasil rasanya akan lebih nyaman, ikhlas, dan jauh dari rasa stres.

2. Jangan mengeluh
Tidak populer sewaktu di sekolah? Abaikan. Jangan menaruh perhatian dan berkeluh-kesah akan hal yang tidak penting. Lebih baik beri kesempatan pada diri sendiri untuk bertumbuh dan menentukan batasannya sendiri. Anda yang dulu tidak akan sama dengan Anda 15 atau 35 tahun setelahnya. Jadi belajar dari kesalahan dan teruslah melangkah menjadi lebih baik.

3. Berhenti menyiksa diri sendiri
Membandingkan diri dengan orang lain itu sama artinya dengan menyiksa diri. Berhentilah dan lihat kelebihan yang ada. Karena apa yang menjadi kelebihan orang lain belum tentu cocok untuk kita. Biarkan orang menjadi dirinya sendiri, dan Anda menjadi diri Anda sendiri juga. Tidak ada gunanya iri atau cemburu dengan apa yang orang lain miliki. Menjadi jujur akan memberi efek positif pada kepribadian, dan itu penting.

4. Kita tidak akan bisa menyenangkan semua orang
Perlu dicatat bahwa kita tidak akan bisa membuat semua orang senang dengan kita, tentunya ada satu atau dua yang akan membenci kita. Bahkan ada orang yang membenci tokoh-tokoh besar seperti Dalai Lama atau Aung San Su Kyi, meskipun ia juga sangat dikagumi orang lain. Hal pentingnya, berhentilah berusaha untuk selalu tampil seperti yang diinginkan orang lain hanya untuk membuat mereka senang. Tapi jadilah apa adanya, dan biarkan mereka menerima Anda demikian adanya. Berpura-pura menjadi orang lain untuk bisa diterima hanya akan melelahkan Anda saja.

5. Menerima hal negatif yang ada dalam diri
Ketika ada seseorang yang tidak suka dengan Anda, terimalah dan jangan bereaksi berlebihan. Memang pada kenyataannya akan ada satu atau dua orang yang merasa insecure atau tidak menyukai keberadaan Anda, tapi biarkan saja, jangan terlalu diambil hati. Tetap fokus meningkatkan kemampuan diri menjadi lebih baik.

6. Sediakan waktu khusus untuk menemukan diri sendiri
Waktu khusus ini bisa dibilang sebagai "me-time", atau waktu menyendiri tanpa ada orang lain. Tujuannya bukan berarti senang-senang sendiri, tapi gunakan untuk menemukan apa yang sebenarnya Anda inginkan dan butuhkan. Kesibukan dengan pekerjaan, keluarga, dan teman, kadang membuat kita lupa menyediakan waktu untuk diri kita sendiri.

7. Banggalah menjadi diri sendiri
Lihatlah hal-hal positif yang ada di dalam diri Anda. Beberapa hal positif tersebut adalah kejujuran Anda untuk mengakui kekurangan diri. Kesadaran diri untuk memperbaiki diri. Serta kemauan untuk berubah menjadi seorang diri yang Anda impikan. 


Menjadi diri kita sendiri berarti menerima keberadaan kita dengan segenap potensinya, menerima kelebihan dan kekurangannya, menerima kecerdasan dan mungkin kebodohannya, menerima kesuksesan yang pernah diraih dan juga kegagalan yang pernah dialami, karena memang itulah diri kita sebenarnya. Sembari menerima itu semua, kita juga punya tanggungjawab besar untuk memberikan kebanggaan bagi diri kita, alat ukurnya bukanlah orang lain, alat ukurnya adalah apakah Anda telah menjadi lebih baik dari diri anda yang kemarin, karena jika alat ukurnya orang lain, bisa jadi apa yang anda raih hari ini bukanlah sesuatu yang membanggakan, tetapi jika itu adalah sesuatu yang lebih baik dari diri Anda yang kemarin, maka itu tetaplah sebuah capaian keberhasilan. Kesuksesan bagi seseorang belumlah tentu bernilai kesuksesan bagi orang lain, maka mengukur diri dengan ukuran diri kita adalah jauh lebih baik dari pada mengukur diri dengan menggunakan ukuran orang lain, apalagi yang  tidak sepadan dengan Anda.
Anda tidak bisa menjadi diri sendiri yang seutuhnya jika Anda belum mengoptimalkan potensi diri kita seutuhnya. Anda tidak pernah tahu sampai dimana potensi diri Anda. Namun sejauh mana pun Anda sudah mengoptimalkan potensi diri saat ini, Anda masih bisa terus meningkatkannya.
Secara sederhana, menjadi jujur dan mencintai apa yang kita lakukan akan membuat Anda menjadi diri sendiri dan pribadi yang menyenangkan buat orang lain.

@Tiramissyou_