Kadang memang susah mau nyatuin pikiran, ibarat orang yang ngerokok dengan orang yang sama sekali gak merokok. Semua orang tujuannya sehat, tapi setiap orang punya caranya masing-masing untuk bertahan hidup dengan pola kesehatan yang dia pilih. Ini pilihan hidup.
~
Sering kali kita berandai-andai mencoba menepikan rasa kacau. Mendiami diri padahal ingin sekali berbincang-bincang tentang segala hal yang bahkan dianggap tidak terlalu penting. Jelas sekali terbaca dari sorot mata itu, kita saling merindukan. Jangan menoleh, aku terlanjur mempelajarimu. Sebenarnya ada banyak hal yang ingin kusampaikan, bagaimana hujan turun, bagaimana angin meniupkan daun, bagaimana matahari mencintai bumi dan hal lainnya.
Aku hanya menulis rasa, bukan menulis agar kau suka. Walaupun ku tau kau telah lama beranjak dari tempatmu, tapi sajakku masih terus mengabarkan. Aku mungkin hanya akan menjadi penonton yang duduk dibarisan bangku paling depan, yang pulang paling belakang.
Tidak ada yang sia-sia sekalipun itu tentang kesedihan. Waktu akan mengumpulkan pecahan-pecahannya untuk menyusun kebahagiaan suatu saat nanti. Cukup kau garis bawahi saja. Dulu hingga kini kau masih menjadi inspirasi terbaikku. Terbukti dari banyaknya tulisan yang kucipta saat kita bersama. Karena aku tak menilaimu hanya dari satu sisi, mungkin hanya secangkir kopi yang mengerti. Tentang noda kopi yang masih terasa manis.