Jumat, 02 Mei 2014

You Just Fall

Aku takut. Aku takut dikalahkan oleh kenangan. Simpan saja cerita kita ditempat yang menurutmu paling aman. Agar aku tidak merasa khawatir, yakinkan aku bahwa semua akan baik-baik saja.
Aku tidak ingin apa-apa selain hanya bisa melihatmu tersenyum. Itu cukup buatku. Karena inilah takdir kita, apapun yang terjadi dengan keadaanmu. Kamu adalah bagian dalam hidupku yang akan selalu ada. Aku akan selalu ada disampingmu. Sesederhana itu, tanpa pernah menuntut. Tidak perlu katakan apapun.
Ingatkan aku ketika aku lupa bagaimana cara mengikat tali sepatu.  Aku terlanjur sepele oleh hal yang akan melukaiku. Lagu yang aku dengar semakin menambah beban. Sebenarnya tak ada yang salah, bukan salah siapa-siapa. Aku hanya sedang menata kepercayaan.
Daun memang tidak pernah membenci angin, kenapa kau tidak memintaku untuk tinggal? Kau diam sama sepertiku yang tidak berkutik. Aku tidak punya berlian, aku tak punya segala barang kemilau, aku tak punya mahkota karena aku bukan putri raja. Aku tidak bisa memainkan sebuah lagu indah, melukis pelangi bahkan aku lupa bagaimana menatap matamu. Karena semua itu terlalu sulit, aku tidak ingin kau membaca mataku.
Aku mempelajarimu, tanpa sadar aku telah dipelajari oleh orang lain. Kadang kita tidak pernah menyangka kalau dia adalah orang disekitar kita. Aku yang sepele atau kau yang masih belum menyadari? Mungkin kau juga sepele.
“Ummi, bisakah kita menggenggam pasir?”.
“Bunda, bagaimana cara mengobati sayap burung yang patah?”.
“Mama, apa yang harus dilakukan ketika kita terlambat?”.
Pahamilah. Semakin erat kamu menggenggam pasir maka semuanya akan berhamburan dari sela-sela jari tanganmu. Jangan genggam terlalu erat, tadahlah ia diatas telapak tanganmu. Ia tak akan kemana-kemana kecuali ketika angin yang meniupnya. Tapi bukankah kamu memiliki dua tangan?  Di situlah guna tanganmu yang satunya, untuk menjaga “ia” agar tak tertiup oleh topan. Dua tanganmu itulah yang kau gunakan untuk mengobati sayap burung yang patah. Perlahan pelajari bagaimana cara ia kembali pulih. Sembuh dari segala luka karena kau hadir sebagai ladang hati yang penuh dengan keikhlasan. Lakukan mulai detik ini, semoga kau tidak terlambat.
Bukan bagaimana kamu mendengarkan melainkan bagaimana kamu mengerti hal yang orang lain tak pernah baca. Dalam sebuah kotak rahasia, hati~

2 komentar:

Sarah Zulqarnainii mengatakan...

it s so touching.
halah.. sok bahasa pulak hehe.
yap, terkadang lupa bagaimana mengikat tali sepatu atau bahkan bagaimana menuangkan kopi kedalam cangkir. terlalu sederhana, tapi itulah yang terjadi. :)

fathira baina mengatakan...

terimakasih untuk orang-orang yang telah mengajarkan sebuah kesederhanaan yang berarti :)

Posting Komentar