Aku
takut. Aku takut dikalahkan oleh kenangan. Simpan saja cerita kita ditempat
yang menurutmu paling aman. Agar aku tidak merasa khawatir, yakinkan aku bahwa
semua akan baik-baik saja.
Aku tidak
ingin apa-apa selain hanya bisa melihatmu tersenyum. Itu cukup buatku. Karena
inilah takdir kita, apapun yang terjadi dengan keadaanmu. Kamu adalah bagian
dalam hidupku yang akan selalu ada. Aku akan selalu ada disampingmu.
Sesederhana itu, tanpa pernah menuntut. Tidak perlu katakan apapun.
Ingatkan
aku ketika aku lupa bagaimana cara mengikat tali sepatu. Aku terlanjur
sepele oleh hal yang akan melukaiku. Lagu yang aku dengar semakin menambah
beban. Sebenarnya tak ada yang salah, bukan salah siapa-siapa. Aku hanya sedang
menata kepercayaan.
Daun
memang tidak pernah membenci angin, kenapa kau tidak memintaku untuk tinggal?
Kau diam sama sepertiku yang tidak berkutik. Aku tidak punya berlian, aku tak
punya segala barang kemilau, aku tak punya mahkota karena aku bukan putri raja.
Aku tidak bisa memainkan sebuah lagu indah, melukis pelangi bahkan aku lupa
bagaimana menatap matamu. Karena semua itu terlalu sulit, aku tidak ingin kau
membaca mataku.
Aku
mempelajarimu, tanpa sadar aku telah dipelajari oleh orang lain. Kadang kita
tidak pernah menyangka kalau dia adalah orang disekitar kita. Aku yang sepele
atau kau yang masih belum menyadari? Mungkin kau juga sepele.
“Ummi,
bisakah kita menggenggam pasir?”.
“Bunda,
bagaimana cara mengobati sayap burung yang patah?”.
“Mama,
apa yang harus dilakukan ketika kita terlambat?”.
Pahamilah.
Semakin erat kamu menggenggam pasir maka semuanya akan berhamburan dari
sela-sela jari tanganmu. Jangan genggam terlalu erat, tadahlah ia diatas
telapak tanganmu. Ia tak akan kemana-kemana kecuali ketika angin yang
meniupnya. Tapi bukankah kamu memiliki dua tangan? Di situlah guna
tanganmu yang satunya, untuk menjaga “ia” agar tak tertiup oleh topan. Dua
tanganmu itulah yang kau gunakan untuk mengobati sayap burung yang patah.
Perlahan pelajari bagaimana cara ia kembali pulih. Sembuh dari segala luka
karena kau hadir sebagai ladang hati yang penuh dengan keikhlasan. Lakukan
mulai detik ini, semoga kau tidak terlambat.
Bukan
bagaimana kamu mendengarkan melainkan bagaimana kamu mengerti hal yang orang
lain tak pernah baca. Dalam sebuah kotak rahasia, hati~
2 komentar:
it s so touching.
halah.. sok bahasa pulak hehe.
yap, terkadang lupa bagaimana mengikat tali sepatu atau bahkan bagaimana menuangkan kopi kedalam cangkir. terlalu sederhana, tapi itulah yang terjadi. :)
terimakasih untuk orang-orang yang telah mengajarkan sebuah kesederhanaan yang berarti :)
Posting Komentar