“Apakah kita harus menyerah? Apakah kita harus
bersedih?”
Tinta penaku telah habis, entah sebarapa banyak kisah
yang aku tulis.
Dalam diam, aku belajar.
Tak perlu lari atau menghindar.
Renungkanlah sejenak, fikirkan dengan tenang.
Kita tahu dengan sangat jelas.
Dia, Allah telah mengatur segalanya dengan begitu
rapi.
Apakah kita harus risau?
Biarkanlah Allah yang mengatur, dan yakinlah
ditangan-Nya semua akan baik-baik saja.
Saat ini, aku dihadapkan oleh telinga-telinga yang
tidak mendengar.
Hati yang membeku, tangan yang enggan mengulur.
Mata tidak lagi dalam sorot kasih, dan mulutpun lebih
mudah menghujat.
Kisah ini akan mendewasakanku.
Dari tiap sisi yang terlihat dan bahkan yang tidak
tampak sekalipun.
Terkadang, kita terlalu menuntut dari kehidupan yang
tinggi, dan kita gagal dalam memenuhi harapan kita sendiri.
Hingga benih tercela ini tumbuh.
Dendam, benci bahkan mengeluh tentang segala sesuatu
dan berhenti menikmati hidup.
Bagaimana kita menjemput kebahagiaan?
Saat mereka tersenyum atas kehidupannya, kita pun
dapat ikut tersenyum.
Sederhana.
Apa yang akan menjadi pilihan?
Bahagia karena dibahagiakan atau bahagia karena membahagiakan.
Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya.
Percayalah ini bukanlah sebuah
bencana.
Semua yang telah terjadi pasti
akan berakhir.
Semoga esok lebih baik.
@Tiramissyou_
2 komentar:
kita telah berusaha,,
memberi dan berinisiatif dengan cinta.
tapi kemudian dibunuh oleh keadaan, sampai hati menjadi patah.
entah apa yang kami tulis ni,, gatauu..........................huhf
mereka hanya sekedar melihat tanpa bisa mengerti~
Posting Komentar