Aku telah berharap, semoga tulisan ini tidak ada lagi. Bukan
berarti aku berhenti menulis, tapi untuk segala hal yang membuat otak dan hati
sulit untuk bersatu.
Hari ini, seperti biasa. Pagi diawali dengan biasa. Semua serba
biasa. Tidak, maksudku bukan begitu ibu peri. Aku hanya ... sedikit lelah.
Aku lelah, terlanjur lelah. Aku tau, ini memang tidak ada
dicatatan awal. Ini murni kesalahanku, aku bersalah. Aku hanya sedikit ingin
menceritakan apa yang aku lihat dan aku rasakan. Kau tidak perlu sibuk mencari
solusi, aku hanya butuh pendengar setia. Duduklah didekatku jika kau ingin
mendengarnya. Semoga kau terus mendengar sampai kalimat terakhir dari ceritaku.
Ada beberapa hal yang mengganggu pikiran. Semenjak beberapa hari yang lalu. Aku merasa aku terlalu banyak bercerita. Aku seperti ingin terus bercerita, segala hal dan bahkan hal yang seharusnya tidak aku ceritakan. Lalu apa masalahnya? Aku bersalah, aku tidak seharusnya melakukan itu. Bukan perkara gengsi ibu peri, kumohon. Percayalah. Aku tidak mengerti bagaimana jalan pikiranku saat itu dan bahkan saat ini.
Aku mungkin cukup berhasil dalam hal mendewasakan diri. Lebih
tepatnya membiasakan diri untuk bersikap dewasa. Tapi terkadang semua itu bisa
langsung berubah hanya karena sedikit ucapan dan perlakuan. Mood ini langsung jelek, bahkan hancur. Setiap
malam aku terus sibuk memikirkan hal itu, dan kau tahu ini sangat mengganggu
jam istirahatku.
Jika aku telah dewasa, apakah mereka juga melakukan hal yang
sama denganku? Aku harap begitu. Bukan pamrih, tapi haruskah aku berjuang hanya
dari sisiku saja? Sedangkan mereka? Inilah yang terus menjadi aspek yang sangat
mengganggu pikiran sampai detik ini. Aku tidak tau pasti, apakah aku yang
pamrih atau bahkan aku telah jera sehingga muncul perasaan dendam?
Astaghfirullah.
Aku lebih memilih diam, walaupun aku tau ini bukan hal yang
biasanya ku lakukan. Kau tau, ternyata ada salah seorang temanku yang
memperhatikan gerak-gerikku. Oh tidak, apa yang telah aku lakukan?
Sejujurnya aku lelah mengingat hal ini lagi, aku ingin menulis dan secara tidak langsung aku harus memutar kembali hal-hal yang sebenarnya sudah tak ingin ku ingat.
Teruntuk teman yang mengganggapku sepele. Bisakah kau
menghargai orang lain? Begitu sulitkah hingga kau hanya melihatku dari sudut
matamu. Apa yang kau lihat? Kau sepele terhadapku, itu berarti kau juga sepele
terhadap dirimu sendiri. Kau tidak bisa menerima kekurangan orang lain,
sudahkah kau bersyukur atas dirimu sendiri? Tanya hatimu.
Teruntuk teman yang membanding-bandingkan aku dengan yang
lain. Apa tujuanmu melakukan itu? Kau merasa hebat? Kau berharap kau yang
terbaik? Aku hadir bukan untuk dibanding-bandingkan. Aku juga tidak akan mau. Aku
bukan pilihan, aku adalah aku. Kau tidak berhak menentukan hidupku.
Teruntuk teman yang hanya bisa berkomentar. Sudah sampai
mana cerita yang kau bahas? Sampai bagian mana pengetahuanmu tentang aku? Sudah
tahu betul bagaimana hal-hal yang menyangkut tentang aku? Kau hebat, hebat
sekali karena hanya menilai dari apa yang terlihat. Kau tidak mengenal baik
siapa aku, pantaskah kau berkomentar?
Teruntuk teman yang ada disekitarku. Aku tidak berharap
banyak, aku hanya ingin kau belajar bagaimana cara menghargai orang lain. Jika itu
terlalu sulit, belajarlah bagaimana cara menghargai dirimu sendiri dan kau akan
mengerti.
Teruntuk teman yang menjadikan aku ada. Terimakasih atas
segala yang telah kau perjuangkan. Terimakasih telah menjadikan aku istimewa
menurut versimu. Terimakasih untuk semua yang mungkin aku tidak bisa jelaskan
dan bahkan hal yang tidak aku tahu sebelumnya.
Aku selalu belajar, bukan hanya hari ini saja bahkan sejak
aku dilahirkan ke dunia. Aku juga belajar bagaimana merasakan, menggenggam dan
membaca keadaan. Untuk itu, aku sangat menghargai temanku.
Tulisan ini memang tidak bagus, aku juga tidak berharap banyak. Aku tidak meminta seseorang untuk membacanya, tapi semoga ketika siapa saja yang membaca ini mereka jauh lebih baik dari aku. Aku hanya ingin dihargai dan tidak disepelekan. Karena kita hidup bukan untuk tujuan negatif. Kau yang membaca ini adalah semoga menjadi orang yang beruntung, setidaknya kau akan menjadi lebih baik.
Maaf ketika aku telah menaruh diam. Karena bagaimanapun
keadaannya, ketika saatnya telah tiba kau akan kembali ke titik jenuhmu dan kau
akan lelah. Diamlah, dan kau akan mengerti. Ingatlah, ketika kau menyepelekan
orang lain, ketika kau menganggap mereka tidak ada, ketika mereka hanya terlalu
sibuk memikirkanmu dan memperhatikanmu tapi kau tidak melihat itu semua, maka
ketika masanya telah habis kau akan menyesal karena kau telah menyia-nyiakan
mereka. Bersyukurlah kau disenangi. Bersyukurlah karena kau telah memberi
energi positif untuk mereka. Bersyukurlah teman.
Ibu peri, bisakah mereka menyenangiku? Jika tidak bisa, aku
yang akan memberikannya untuk mereka.
Ibu peri, terimakasih kau telah mendengar ceritaku. Aku berharap
kau tidak akan pernah pergi. Tetap tersenyum untukku. Aku tidak meminta banyak,
aku hanya ingin kau mengingat dan tersenyum atas segala hal yang telah aku
perjuangkan untukmu, sekalipun itu hanya setangkai mawar kecil merah muda.
Whatever you wanna do. Do your best ~
2 komentar:
banyak org yg prduli tp yg diperdulikan malah tdk prnah mau mendengarkan. apa rasanya??
menjadi peduli adalah tantangan. tetap semangat aja.. :)
karena jika kita tdk mndptkan apa yg disukai maka belajarlah untuk mencintai apa yg didapat..
"Aku hanya ingin kau mengingat dan tersenyum, atas segala hal yang telah aku perjuangkan untukmu" ~Aku adalah Aku~ :) :(
Posting Komentar