“Dikala
jiwa ini resah, kau ada di sana.
Disaat aku
terluka, kau masih di sana.
Aku mulai
lelah, semangatku mulai patah untuk terus berjuang.
Terhenti
oleh kerikil-kerikil yang kurasa terlampau tajam.
Hingga
akhirnya aku pun memilih jeda. Kau tetap di sana.
Memberi
isyarat untukku bertahan.”
Mama,
hari ini terlintas dipikiran semua kenanganku selama 20 tahun berlalu. Namun
aku sadari selama ini banyak hal yang belum bisa aku berikan, sesuatu yang
berarti bagimu. Bahkan aku belum bisa memberikan apa yang kau inginkan dariku.
Mama, maafkan aku. Tetapi aku akan terus berjuang untuk semua hal yang menjadi
mimpi kita selama ini.
Mama,
perlahan aku bisa berdiri tegar seperti yang kau ajarkan dan inginkan
dariku namun hati ini tetap rapuh jika aku ingat segala tentangmu. Ma,
maafkan aku yang terkadang aku terlalu sibuk dengan urusanku sehingga aku lupa
menanyakan kabarmu. Masih teringat jelas, secangkir teh hangat yang selalu kau
buatkan untukku mengawali hari-hari.
Waktu
berjalan sedikit lebih cepat akhir-akhir ini, padahal aku tidak beraktivitas
sesibuk mama setiap harinya. Belakangan ini aku lebih sering menghabiskan waktu
dengan duduk di depan layar laptop 14 inc, memijit satu demi satu huruf yang
tertera di keyboardnya. Sesekali aku membuka buku-buku tebal yang menumpuk di
sudut kamar, membuka lembar demi lembar buku-buku menyebalkan itu. Kemudian
ketika aku tersadar dan melihat jam, waktu seperti berlari tak karuan.
Aktivitas itu memang terlihat begitu sepele. Tapi entah kenapa aku begitu lelah
menjalaninya.
Ada
sesuatu disana, ma. Sesuatu yang seakan tidak berhenti mengejarku setiap detik.
Seberapa keraspun aku berlari dia selalu bisa menangkapku. Ingin rasanya
menyerah saja, membiarkan semuanya terbengkalai. Tapi aku ingat mama. Ketika
aku mulai terpikir untuk menyerah aku selalu ingat raut wajah mama. Mama
terlihat lebih tua sekarang, sementara belum satupun sesuatu yang bisa aku
berikan dan tentu saja aku minta maaf untuk itu semua.
Mama,
dengan tidak mengurangi rasa hormat pada sosok ayah. Aku katakan “Mama adalah
hebat”. Mama adalah simbol cinta yang nyata, terasa begitu indah. Aku memang
tidak tahu dan tidak akan pernah tahu sebesar apa cinta mama kepadaku. Karena
cinta mama terlalu besar dan tidak dapat ku ukur. Tidak ada manusia yang
sempurna. Begitu juga dengan mama. Mama memang tidak sempurna tapi mama yang
terbaik. Aku tahu, semua usaha untuk membalas
jasamu tidak akan pernah cukup walau seumur hidup aku mencoba.
Mama,
hatimu begitu luas. Mungkin sangat sering sekali mama sedih karenaku. Aku tidak
tau sebanyak apa air mata yang mama teteskan karenaku. Maaf karena aku sering
menyakiti hatimu. Maaf jika aku sering membantah, entah berapa kali kata “ah”
terucap dalam harianku. “Tidak” seharusnya ini adalah jawaban yang paling baik
dan tepat. Maaf jika aku belum bisa membuat mama bangga.
Mama,
sebisa mungkin aku akan bertahan dengan situasi apapun saat ini, sekuat tenaga
aku akan terus berusaha berjalan ke arah yang sudah kita tentukan
sebelumnya. Jika aku jatuh aku akan berdiri lagi, jika aku kalah aku akan
mencoba lagi, dan jika aku gagal aku akan bangkit lagi. Hanya itu yang bisa aku
berikan untuk mama saat ini.
Tidak
usah merasa cemas, ma. Aku tidak sendirian disini, Allah bersamaku. Menyediakan
kantung-kantung oksigen yang tak terbatas jika aku mulai merasa sesak. Allah
tidak akan memberi cobaan melebihi batas kemampuan hamba-Nya. Aku percaya itu.
Mama, aku
yakin disetiap sujudmu yang khusuk, disetiap doamu yang kontinyu, engkau selalu
selipkan namaku. Terima kasih untuk semua peluhmu yang tak hanya kasih tetapi
juga sayang.
Mama,
lewat surat kecil yang aku tuliskan untukmu ini, aku ingin mengucapkan terima
kasih, terima kasih atas cinta setulus hati yang kau berikan untukku, terima
kasih atas kasih sayang yang selembut hatimu padaku, terima kasih atas segala
pengorbanan dan kesabaranmu dalam menghadapiku, ucapan terima kasih bahkan
semua harta yang ku miliki sekalipun mungkin tak mampu membayar semua
pengorbananmu, namun aku tau bukan itu yang kau harapkan, aku tau kau tak
mengharapkan aku untuk membalas semua itu, cukup melihatku tersenyum bahagia
dan menjadi pribadi yang jauh baik lagi, itulah yang membuatmu bahagia dan yang
akan membuatmu tersenyum manis kepadaku.
Aku manyayangimu
selalu. Selamanya. Aku memang tidak pernah mengatakannya, tapi percayalah mama.
Cintaku lebih besar dari apupun. Aku menyayangi mama dengan cara yang mungkin
mama tidak mengerti. Tetaplah disisiku mama. Tunggu sampai aku bisa
membahagiakanmu.
Mama,
maafkan setiap kali aku berbuat salah yang kerap membuatmu terluka. Semoga
Allah memberikan cahaya ditiap langkah yang hendak dilalui. Memberikan kekuatan
dan ketegaran dalam menjalani hidup. Memberikan ampunan disetiap kesalahan yang
telah dan akan dilakukan. Dan seberat apapun langkah, semoga akhirnya akan
sampai pada impian yang melingkar di puncak kesuksesan yang masih terekam di
dalam benak dan pikiran. Aku akan terus ingat sejuta alasanmu untuk tersenyum,
menikmati setiap detik waktu dan mengakhiri kelelahan hari ini dengan
keikhlasan.
Ya Rabb, terima kasih yang tak terhingga untuk
kehadiran sosok malaikat-Mu ini dalam kehidupanku. Sosok bidadari cantik dengan kesempurnaan bola mata coklatnya, bidadari cantik dengan
terlukis manis di senyuman. Bidadari mempesona dengan setiap akhlak mulia yang
diajarkannya padaku. Sosok yang lembut namun tegas, sosok yang tak dapat aku
definisikan kebaikan, ketulusan, kesabaran, dan ketabahannya. Sosok yang tak
pernah kenal lelah untuk mengingatkan ku. Sosok yang tak pernah berhenti untuk
mencintai dan mengasihiku. Pinta ku sederhana yaitu berikan aku kesempatan
untuk membahagiakannya, untuk membalas semua yang telah ia beri dan korbankan
untukku.
Mama, pastikan engkau masih bisa
tersenyum besok pagi. Aku mencintaimu karena Allah.
@Tiramissyou_
2 komentar:
LIKE ITTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT (Y)
mama is number one :')
Yap, mama is the best in the whole world :)
Posting Komentar